KECEHINTECH – Di sebelah selatan Papua, terdapat daerah yang diapit oleh dua sungai besar dan gunung-gunung dari sisi utara. Daerah tersebut dihuni oleh suku pedalaman asli Papua yang dikenal dengan Suku Korowai. Suku Korowai dikenal akan keunikannya, yaitu masyarakatnya yang tinggal di sebuah rumah-rumah pohon.
Mereka tinggal di atas rumah pohon yang amat tinggi dengan ketinggian mencapai 15 sampai 50 meter. Suku Korowai membangun rumah di atas pohon dengan tujuan agar terhindar dari binatang buas dan juga gangguan dari roh jahat. Suku ini juga takut terhadap serangan “laleo” atau iblis yang dikenal sangat kejam.
Konon, laleo merupakan makhluk yang berjalan layaknya mayat hidup dan berkeliaran pada malam hari. Sebutan laleo ditujukan untuk semua orang asing yang tidak termasuk penduduk mereka, bahkan orang-orang Papua lainnya pun bisa disebut dengan julukan laleo. Mereka percaya, bahwa semakin tinggi rumah yang mereka buat, maka akan semakin terhindar dari gangguan roh-roh jahat.
Papua tidak hanya dikenal dengan kekayaan flora dan faunanya namun juga dikenal dengan kekayaan suku-suku asli yang mempunyai kehidupan yang unik dan menarik yang masih memegang teguh nilai-nilai leluhurnya, suku asli di Papua terdiri dari 255 Suku dengan bahasa yang berbeda-beda di sebelah selatan Papua terdapat daerah yang diapit oleh Dua sungai besar dan gunung-gunung.
Dari sisi Utara dikenal akan keunikannya yaitu masyarakatnya yang tinggal di sebuah rumah pohon tinggal di atas rumah pohon yang amat tinggi dengan ketinggian mencapai 15 sampai 50 meter, membangun rumah di atas pohon dengan tujuan agar terhindar dari binatang buas dan juga gangguan dari roh jahat, suku ini juga takut terhadap serangan laleo atau iblis yang dikenal sangat kejam.
Laleo merupakan makhluk yang berjalan layaknya mayat hidup dan berkeliaran pada malam hari ditujukan untuk semua orang asing yang tidak termasuk penduduk mereka orang-orang Papua lainnya pun bisa disebut dengan julukan laleo, nggak percaya bahwa semakin tinggi rumah yang mereka buat maka akan semakin terhindar dari gangguan roh jahat.
Terlepas dari segala alasan tersebut menghargai nenek moyangnya mereka menganggap bahwa rumah warisan dari leluhur yang harus tetap dilaksanakan sehingga mereka akan tetap merasa nyaman dan aman, meskipun harus bersusah payah memanjat pohon yang sangat tinggi rumah pohon ini suku korowai Tidak sembarangan dalam memilih pohon.
Memilih pohon-pohon yang besar dan kokoh untuk dijadikan sebagai pondasi rumahnya kemudian pucuk pohon tersebut dikunjungi dan dijadikan sebagai hunian rumah mereka semua bahan yang digunakan untuk pembuatan rumah tinggi ini terbuat dari bahan alami.
Terbuat dari batang-batang kayu kecil sedangkan lantainya menggunakan cabang pohon manfaatkan kulit pohon sagu dan daun hutan sebagai dinding dan atap rumahnya setelah itu semua bahan tersebut diikat menggunakan tali yang berasal dari ranting atau akar yang kuat.
Biasanya pembuatan rumah pohon ini bisa memakan waktu sekitar 7 hari ini masih Memegang teguh adat istiadat leluhurnya maka sebelum mendirikan rumah tersebut Suku Korowai akan melakukan ritual malam terlebih dahulu, guna mengusir roh jahat tahun ini, biasanya hanya bertahan hingga 3 tahun.
Hal tersebut dikarenakan rumah mereka hanya terbuat dari bahan-bahan alami bukan yang lebat sebagai sendi-sendi kehidupan, sementara Hewan seperti babi dan anjing hutan dijadikan sebagai hewan peliharaan tapi memiliki nilai sosial dan hanya akan dibunuh pada saat ritual.
Serta acara-acara khusus sedangkan anjing mereka gunakan sebagai hewan untuk berburu menempati kawasan hutan sekitar 150 km dari laut arafura sampai sekitar 1975 untuk mengenal satu sama lain diantara mereka dan hampir tidak mempunyai kontak dengan kuat.