KECEHINTECH – Membayangkan sebuah desa, kita semua tentu akan punya satu bayangan yang sama. Masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah, rumah-rumah sederhana, akses dan jalan yang kurang bagus, hingga kadang susah sinyal. Ya, intinya, desa seringkali dikotomikan dengan kota. Kota lebih baik dari desa dan begitu juga sebaliknya. Tetapi, siapa sangka, penggambaran tersebut sama sekali tak berlaku di salah satu desa yang ada di negeri Tirai Bambu ini. Pasalnya, Clifford Coonan dalam tulisannya yang dipublikasikan The Independent, desa bernama Huaxi ini disebut-sebut sebagai desa terkaya, di mana seluruh penduduknya adalah orang kaya. Jadi, bagaimanakah sebenarnya desa ini?. Apa yang menyebabkan Huaxi kontras dengan desa-desa lain di seluruh dunia? Berikut pembahasannya!
Terletak di sebelah timur pusat kota Giant provinsi jiangsu keberadaan desa ini mungkin tak dikenal luas lantaran tak banyak mendapat sorotan pemerintahan terutama dari media-media internasional meski begitu Siapa yang menyandang status sebagai bahkan di sebagian besar negara di dunia begitu sangat besar dan tulisan yang dibuat dari Desa ini menjadi pemberitaan utama di seluruh Tiongkok pada tahun 2003 volume ekonomi tahunannya dan menembus angka Yang Sekilas tak masuk akal 100 ml jika dirupiahkan sekitar 209,3 Triliun Rupiah gaji tahunan rata-rata penduduknya berada kisaran 100 atau jika angkanya 276,4 juta rupiah angka ini 40 kali lipat pendapatan rata-rata seorang petani Tiongkok dan hampir 13 kali lipat gaji per kapita penduduk perkotaan.
Bagaimana UAS yg menjadi dasar terkaya di Tiongkok ini tak terlepas dari peran mantan sekretaris Partai Komunis Tiongkok pada Medio 1960 yang menarik tanpa sepengetahuan itu yang menjabat Walikota mampu menyulap Desa miskin yang mayoritas penduduknya ada seorang fotografer menuturkan Walikota pada 1964 berhasil meyakinkan penduduk untuk menginvestasikan sebagian besar uang mereka membangun pabrik baja tanpa sepengetahuan.
Pihak berwenang mengajukan pendapat antara aktivitas yang sebenarnya ilegal itu dibagi rata tanpa memandang posisi yang dijabat masing-masing warga berkatnya wajah seketika berubah berkembang pesat dan terus maju sebagai Desa industri sampai saat ini bahkan kabarnya tak hanya industri baja juga memiliki industri lain macam tekstil dan sektor ekspor impor lainnya sejak tahun 2011 sebagaimana dalam rilis sepedanya telah memiliki 60 perusahaan bersama dengan pendapatan tahunan kurang lebih 8 miliar dari sektor manufaktur bagaimana dengan.
Menulis dalam akun Instagram pribadinya per 22 April 2002 terhitung sudah ada lebih dari 100 perusahaan termasuk tekstil metalurgi ekonomi digital hingga keuangan bisnis maka tak heran seperti dikutip idx channel yang kini dihuni oleh sekitar 2 ribu Penduduk memiliki rata-rata rekening tabungan mencapai Rp250.000 US Dollar atau sekitar 3,6 miliar rupiah.
Jumlah tersebut tentu terlalu fantastis untuk sebuah desa gratis yang dulunya miskin kini semuanya bisa memiliki rumah seperti Villa dan mobil mewah tapi kayaknya salah satu alat transportasi umum yang kerap digunakan warganya adalah helikopter dari otoritas setempat kabarnya operator helikopter dari perusahaan yang melakukan perjalanan dari kota ke kota lainnya pada tahun 2011.
Sebagai salah satu upaya memberikan kekuatan ekonominya Desa ini menghabiskan sekitar 3 miliar atau 430 dolar untuk membangun gedung pencakar langit sendiri 8 meter ini diberi nama Zain di dalam tulisan yang dirilis journalizing dikonsumsi saat ini menjadi gedung tertinggi ke-40 di dunia dan terbesar ke-15 di Tiongkok gedung Iconic ini lebih tinggi dari Menara Eiffel di Perancis di Amerika dan semua bangunan yang ada di Tokyo.
Pada dasarnya merupakan tiga menara perkasa dalam konfigurasi segitiga dengan bola emas yang ada di atasnya kemegahan yang dimilikinya Bahkan tak sebatas secara fisik saja tingginya yang menjulang 328 m ternyata sarat dengan makna dalam kepercayaan orang-orang Tiongkok angka 32 berkaitan dengan bisnis dan 8 melambangkan kemakmuran gabungan keduanya menjadi simbol keberuntungan dalam satu gedung pencakar langit.
Kesuksesan HUAXI sebagai sebuah desa perlahan mendapat tempat dalam berbagai pemberitaan banyak pihak penasaran dengan kisahnya serta Bagaimana bisa mendapatkan keuntungan melimpah seperti itu sedikit orang penasaran Bagaimana perangkat desa setempat bisa mengatur sehingga desa tersebut bangkit dari kemiskinan dan menjadi Desa para miliarder sayangnya kabarnya dilarang membicarakannya di media di samping itu tak hanya dilarang berbicara atau pamer kekayaan.
Seperti orang ini juga Dilarang membawa kekayaannya keluar Desa ini mungkin terdengar aneh namun begitulah bagi yang meninggalkan Desa mereka akan kehilangan kekayaannya yang dipublikasikan di Guardian snow Bay ada yang melengkapi dari Partai Komunis yang berkuasa dengan ekonomi pasar yang terbuka dan hasilnya Desa ini diuji sebagai model terbaik.
Pada akhirnya selama bertahun-tahun telah digunakan oleh otoritas Tiongkok sebagai pajangan keberhasilan Ali menyebutnya propaganda untuk membuktikan Bagaimana rezim komunis telah mengubah desa yang tadinya sangat miskin menjadi super kaya dalam setengah abad belakangan sebuah tanda besar bertuliskan Desa nomor satu di bawah langit.
Selain merupakan julukan yang diberikan negara ini bisa dimaknai sebagai penanda bahwa komunisme tak selalu tentang kegagalan seperti dalam lirik yang menjadi lagu wajib di sekolah-sekolah gua sih adalah tanah sosialisme langit kuasi adalah langit komunisme bunyi kepala sekolah dia menuturkan Kami membawa anak-anak keliling Desa menunjukkan kepada mereka bertanya kaya kita itu berkata yang pekerja keras yang pekerja keras lanjutkan Kami ingin mereka tumbuh menjadi komunis baik itu.